MUTIARAHINDU.COM -- Nilai–Nilai Dan Konsep Pendidikanmultikultural Dalam Pendidikan Agama Hindu Menurut Kitab Canakya Niti Sastra. Indonesia yang memiliki Bangsa dan Negara yang dikenal memiliki suku, budaya, adat istiadat , agama yang beraneka ragam sehingga Bhineka Tunggal Ika memiliki arti Berbeda - beda tetapi tetap satu jua yang dijadikan semboyan oleh Bangsa ini untuk mewadahi perbedaan suku , agama, budaya, adat istiadat dan perbedaan – perbedaan lainya yang terdapat dalam masyarakat bangsa ini. Keragaman dan kemajemukan suku budaya , etnik dan lainnya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk ditemukan dikawasan dunia yang lain , dari Barat hingga ke Timur bangsa ini sudah memiliki lebih dari belasan ribuan pulau yang tersebar dan membentang dengan bahasa, suku, agama, tradisi, kepercayaan , budaya , adat istiadat, tigkatan ekonomi, dan tantanan sosial yang berbedabeda. Kondisi ini sangat menunjukan keberagaman kebudayaan ataupun budaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Bhineka Tunggal Ika yang pada awalnya yang merupakan warisan tradisi yang berisikan tentang keharmonisan, toleransi antar sesama warga Negara, namun kemudian dijadikan bingkai politik untuk kepentingan – kepentingan tertentu ataupun pribadi, kepentingan ini terutama dimasa orde baru berkuasa dengan cara bersikap yang seakan harmonis dalam masyarakat. Implementasi motto Bhineka Tunggal Ika yang bukan ditunjukan untuk persatuan kesatuan namun lebih menimbulkan eksklusivisme dan kecemburuan sosial. Hal ini yang menjadi dan menimbulkan pertikaian SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) yang semula disadari oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
Kebhinekaan yang secara simbolis diakomondasi melalui sejumlah lambang kedaerahan dengan tatanan yang serba sentral dan diatur sedemikian rupa ketatnya dengan mengastanamakan persatuan dan kesatuan dan menghiraukan perbedaan dan keragaman yang terdapat dalam masyarakat Indonesia. Keragaman yang memiliki dua potensi yang berbeda dan berlawanan . Disatu sisi menunjukan potensi positif suatu posisi untuk selalu berbangga terhadap tanah airnya yang mana itu merupakan keragaman, agama, keunikan etnik , kebudayaan yang patut di pelihara namun disisi lain terdapat potensi negatif yaitu potensi yang rawan terjadinya benturan, konfilk hingga perpecahan. Pemahaman yang memberikan kesadaran pada warga Negara bahwa Indonesia adalah bangsa dengan beragam budaya , adat istiadat, dan agama (multikulutural) . Sebuah di bumi Indonesia ini mengusung nilai-nilai dan prinsip –prinsip perbedaan dan yang emenekankan arti pentingnya penghargaan terhadap budaya yang berbeda .
Adapun penanaman nilai- nilai keberagamaan yang paling efektif adalah melalui dunia pendidikan dalam hal ini salah satunya dengan penerapan pendidikan multikultural untuk tercapainya keharmonisan di bumi Indonesia ini. Pendidikan multikulutural yang dilakukan untuk memberikan respons terhadap keragaman budaya yang selama ini “belum terjembatani” dengan mengubah bentuk pendidikan perspektif monokultural yang penuh prasangka dan deskiriminatif yang mengarah pada perspektif multikulturalis (saling mengakui dan menghargai perbedaan).Hal ini bermaksud untuk mencapai keharmonisan antara sesama manusia dengan perbedaan yang sudah pasti terjadi diantara mereka. Mengingat bahwa bangsa Indonesia yang memiliki banyak pulau – pulau dan menganut kepercayaaan masing-masing ataupun agama seperti agama Islam, Hindu, Kristen, Budha dan lainya , maka sangat penting untuk menjaga keharmonisan , kerukunan antar manusia, antar agama dengan memahami perbedaan dan keanekaragaman melalui pendidikan multicultural yang terdapat dalam masyarakat . Setiap agama memiliki subjek dan objek yang utama .
Munculnya banyak kerusuhan dan kekerasan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini yang tidak hanya melibatkan sentimen budaya tetapi juga sentimen keagamaan patut mengundang gugatan terhadap pendidikan agama. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa terjadi kelemahan yang sangat kentara pada pelaksanaan pendidikan Agama , sehingga kurang mampu membendung prilaku eksklusivisme untuk diarahkan kepada manitikberatkan pada semangat mengakui berbagai perbedaan diantara sesama. Salah satunya jika melihat pada pendidikan Agama Hindu sebagaimana sering dikatakan yaitu sebagai suatu bentuk pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental dalam kitab – kitab suci dan ajaran agama yang amat mengakui perbedaan diatara makhluk hidup lainnya yang harus saling menghargai , melindungi dengan sebutan Tri Hita Karana salah satunya terdapat dalam kitab suci Canakya Niti Sastra yang sejatinya bertujuan untuk mengharmoniskan seluruh makhluk hidup, bahkan mengajarkan untuk menggunakan perbedaan itu sebagai media untuk membangun keharmonisan bagi kehidupan. Kelemahan pada sistem pendidikan Agama Hindu di Indonesia bagi genersi muda khusunya anak – anak terletak pada kurangnya penekanan pada nilai – nilai moral seperti kasih sayang, kebenaran, cinta, pengendalian nafsu, loba, amarah, menghormati perbedaan pendapat, pengendalian sifat iri hati dan kepercayaan keagamaan sikap-sikap yang lain yang mampu mendukung dan menciptakan hubungan harmonis antar sesama makhluk hidup . Realitas keragaman budaya , etnis, ras, dan agama dan berbagai konflik yang melanda Indonesia , menjadi satu pertimbangan penting untuk menerapkan pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu dan sering sekali terlibat dalam koflik SARA ataupun persaudaraan, karna itu sudah saatnya untuk mengembangkan suatu pendidikan yang mampu memberikan kesadaran baru akan nilai-nilai multicultural dan kemajemukan dalam masyarakat di Negara ini.
Berdasarkan uraian diatas tulisan ini dibuat tentang nilai pendidikan multikulutural dalam konteks Pendidikan Agama Hindu menurut kitab suci Canakya Niti Sastra . Hal tersebut mengingat bahwa berbagai kekerasan dan konflik yang terjadi dikalangan generasi muda hindu di berbagai daerah Indonesia melibatkan antar umat beragama dan serta melibatkan seluruh agama lainnya yang beruujung perpecahan , perselisihan dan ketidakharmonisan . Kini dengan adanya penerapan nilai – nilai multikultural pada pendidikan Agama Hindu akan menjadi motivasi pada generasi muda untuk tidak melakukan kekerasan antar sesama.
II . PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural merupakan proses pengembangan seluruh potensi ataupun kemampuan manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya , etnis, suku, ras dan agama . Pendidikan multikultural yang menekankan sebuah filososfi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsipprinsip persamaan saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan multikultural pada dasarnya berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang interkulturalisme ini selain terkait dengan perkembangan politik internasional menyangkut HAM ( Hak Asasi Manusia) kemerdekaan dan kolonialisme , diskriminasi rasial dan lain-lain juga meningkatnya pluralitas di Negara – Negara itu sendiri sebagai akibat dari peningkatan migrasi dari Negara- Negara baru merdeka .
Pendidikan multikultural sebenarnya merupakan sikap “ peduli” dan mampu mengerti , pendidikan multikultural ini melihat masyarakat secara lebih luas sebagai pandangan dasar bahwa sikap “ indifference” tidak hanya berakar dari ketimpangan. Kebudayaan menurut para ahli sangat beragam namun, dalam konteks ini kebudayaan dilihat dalam perspektif atau dipandang pada fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks perspektif kebudayaan tersebut , maka multikulturalisme adalah ideologi yang dapat menjadi alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiannya. Multikulturalisme mengakui dan menganggungkan perbedaan dan kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan . Sebagai sebuah ideologi, multikulturalisme ini terserap dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan social, kehidupan ekonomi , dan kehidupan politik hingga berbagai kegiatan lainnya di dalam masyarakat yang bersangkutan dengan interaksi tersebut yang berakibatkan terjadinya perbedaan pemahaman tentang multikulturalisme sebagai sebuah ideologi , multikulturalisme harus diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai ladasan atau dasar bagi tegaknya demokrasi , hak asasi manusia dan kesejahteraan kehidupan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperjuangkan mutikulturalisme adalah melalui pendidikan yang multicultural . Pengertian pendidikan multicultural menunjukan adanya keragaman dalam pengertian istilah tersebut.
Pendidikan multikultural berasal dari kata pendidikan dan multicultural . Pendidikan merupakan proses pengembangan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran, pelatihan , proses, perbuatan dan cara-cara yang mendidik . Disisi lain pendidikan adalah transfer of knowledge atau memindah ilmu pengetahuan, sedangkan multikultural secara etimologis multi berarti banyak beragam, aneka sedangkan kultural yang berasal dari culture yang mempunyai makna budaya, tradisi . Pendidikan multicultural adalah sebuah pendekatan atau pengajaran dan pembelajaran yang didasarkan atas nilai – nilai demokratis yang mendorong berkembangnya keberagaman budaya yang saling menghargai hingga menerima satu sama lain dan memiliki wawasan luas didalam seluruh aspeknya.
Tokoh ahli Blum juga menegaskan bahwa pendidikan multikultural meliputi sebuah pemahaman penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang dan sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Ini meliputi penilaian terhadap kebudayaan – kebudayaan tersebut, melainkan mecoba untuk melihat bagaimana kebudayaan tertentu dapat mengekpresikan nilai bagi anggota – anggotanya sendiri.
2.2 Kitab Canakya Nitisastra
Kitab Canakya Nitisastra ini tidak asing lagi dikalangan tokoh terpelajar , akan tetapi ditengah masyarakat yang awam masih terasa asing dengan kata ini. Kitab Canakya Nitisastra ini merupakan salah satu bagian dari kitab suci weda yang memberikan pemahaman dan ajaran– ajaran moralitas , kebiasaan sehari – hari, etika dan juga bhakti pada Tuhan Yang Maha Esa . Sebagian besar para tokoh yang mengatakan bahwa Niti Sastra sama halnya dengan Artha Sastra , Raja Dharma, Raja Niti, Dharma Niti, dan Niti Ssastra itu adalah sama, hanya saja berbeda nama dan penyebutannya saja.
- Artha sastra. Memiliki arti ilmu pengetahuan yang mengatur tentang kesejahteraan dalam kehidupan disuatu wilayah
- Raja Dharma. Memilki arti ilmu penegtahuan tentang kebenaran yang emnguraikan tentang kewajiban – kwajiban pemerintah atau pemimpin
- Raja Niti. Memiliki arti ilmu pengetahuan yang lebih menekankan kepada ilmu kepemimpinan atau bagaiaman cara memimpin
- Dhanda Niti. Memiliki arti tentang pengaturan atau hukum –hukum yang mengatur dalam kehidupan bermasyarakat
- Niti Sastra. Memiliki arti ilmu penegtahuan tentang moralitas yang mengajarkan tentang bagaiaman cara mendidik.
Jika Kitab Canaknya Nitisastra ini dikaitkan dengan sebuah pendidikan , dalam Canakya Nitisatra cenderung mengedepankan peran orang tua, tenaga pendidik dan masyarakat dalam lingkungannya yang diharapkan nantinya akan menghasilkan para generasi muda yang berbudi pekerti luhur yang diibaratkan seperti pohon cendana ditengah hutan , Kata Niti yang berasal dari bahasa sansekerta ni dan ktin yang berarti to lead atau membimbing , menuntun, mendidik kearah jalan kebaikan , kearah jalan yang benar, keharmonisan pada seluruh manusia , Kitab Canakya Niti sastra yang terdiri dari 17 Bab. Salah satu kutipan dari kitab Canakya Nitisastra yang tersirat yaitu :
Putras ca vividhaih silair
Niyojah satatam budhaih
Niti-jnah sila sampanna
Bhawanti kula pujitah
Canaya Nitisastra II. 10
Artinya
Orang yang bijaksana hendaknya mengajarkan putranya tata susila , pengetahuan Niti Sastra dan ilmu pengetahuan suci lainnya , sebab seorang putra yang mahir dalam pengetahuan Niti Sastra dan pengetahuan suci lainnya akan menyebabkan keluarga terpuji .
Mata satru pita bairi
Yena balo na pathitah
Na sobhate sabha-madhye
Hamsa-madhye bako yatha
Canakya nitisastra II. 11
Artinya
Seorang bapak dan ibu yang tidak memberikan pelajaran kesucian kepada anaknya , mereka berdua adalah musuh dari anak tersebut. Anak tersebut tidak akan ada artinya di masyarakat , bagaikan seeokor burung bangau ditengah –tengah kumpulan burung angsa .
2.3 Nilai –nilai pendidikan multiKultural dalam pendidikan Agama Hindu menurut kitab suci Canakya Niti Sastra
Pada ajaran pendidikan Agama Hindu sejatinya memiliki care values yang menyeleraskan dengan pendidikan multikultural terkait dengan hubungan antar sesama manusia ( Tri Hita Karana) dengan kata lain ajaran Agama Hindu secara garis besar lebih memuat prinsip – prinsip yang dikemukakan dalam ajaran Kitab Suci Weda salah satunya ialah Kitab Canakya Nitisastra dalam pendidikan multikultural pendidikan Agama Hindu . Di dalam kitab Canakya Nitisastra ini sudah sepenuhnya memuat atau mengajarkan nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu dengan wujud kebudayaan dan unsur kebudayaan .di dalam Kitab Suci Canakya Nitisastra ini mengajarkan kebahagiaan, pengendalian nafsu, amarah, lobha, kebijaksanaan, tidak iri hati, mengendalikan pikiran , menjalankan darma , kedamaian dan lainnya yang menuntun kita pada jalan kebenaran, keharmonisan . Jika pendidik tidak memberikan dan menjalankan pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu menurut ini maka ketidakharmonisan, akan selalu tetap terjadi pada seluruh manusia . Kitab Canakya Nitisastra berisikan pemikiran – pemikiran tentang moralitas , budi pekerti , tata cara pergaulan sehari-hari dan bagaimana memusatkan perhatian, memusatkan rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa . Adapaun nilai –nilai yang terkandung pada pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu menurut kitab suci Canaknya Nitisatra ialah:
Pada Bab Pertama
1. Nilai Kebenaran
Adhityedam yatha sastram
Naro janati sattamah
Dharmopadesa vikhyatam
Karyakaryam subhasubham
Canakya Nitisastra I. II
Artinya
Niti sastra mengajarkan ajaranajaran dharma Untuk bisa membedakan yang baik dan yang buruk Apa yang patut dan tidak patut dilakukan Orang yang mengerti ini adalah orang yang utama.
Seorang pendidik harus mampu memberikan pendidikan multikultural yang diberikan pada anak – anak yang terkadung pula di dalam Kitab Canakya Nitisastra ialah yang mengajarkan anak - anak untuk selalu menerapkan ajaran – ajaran dharma (kebaikan ) , hingga dapat menbedakan baik buruknya( wiweka ) suatu hal sebelum melakukan apaun itu, dan memiliki pikiran yang digunakan untuk memilah dan memilih sesuatu hal dengan baik agar dapat mencapai tujuan keharmonisan keseimbangan dan kebahagiaan antar sesamanya . Ketika sudah melakukan hal ini dengan bijak dan memahaminya ialah disebuat orang utama.
2. Nilai kebenaran
Tadaham sampravaksyami
Lokanam hita kamyaya
Yasya vijnana matrena
Sarva jnatvam prapadyate
Canakya Nitisastra I. III
Artinya
Apa yang disampaikan disini Bertujuan untuk kesejahteraan manusia Dengan memahami ajaran –ajaran ini Orang akan mengerti sesuatu dengan benar.
Seorang pendidik informal maupun formal harus dapat memahami ajaran – ajaran yang akan disampaikannya dan dijalankan dengan jelas untuk anak –anaknya , sejatinya bertujuan untuk kesejahteraan seluruh anak – anak . Jika pendidik sudah memberikan ajaran – ajaran yang baik dan benar hingga dapat dipahami dengan mudah oleh anak – anak maka anak – anak akan pasti mengerti tentang sesuatu dengan benar dan tidak akan melakukan sebuah ketidakbenaran maupun kekerasan.
Bab Kedua
1. Nilai Kebenaran dan Kejujuran
Parokse karyya hantaram
Pratyakse priya vadinam
Warjjayet taddrsam mitram
Visa kumbham payomukham
Canakya Nitisastra II. V
Artinya
Dibelakang ia menghancurkan Di depan ia berkata –kata manis Tinggalkanlah teman seperti itu Dia ibarat racun yang mematikan.
Seseorang pendidik dalam kitab ini harus mengajarkan anak –anak untuk selalu berucap yang benar , kejujuran, tidak saling mengejek . menghormati satu sama lain , menghargai satu smaa lain dan mengatakan apa adanya agar tidak menyakiti perasaan seseorang dan selalu berhati – hati akan berucap ataupun mendengarnya. Jika salah akan menjadi pertentangan ataupun ketidakharmonisan dan bisa saja akan menyebabkan pertingkaian yang berujung bermusuhan( kekerasan ) antar sesama manusia.
2. Nilai Kepercayaan
Na visvaset kumitra ca
Mitre capi na visvaset
Kadacit kupitam mitram
Sarva guhyam prakasayet
Canakya Nitisastra II. 6
Artinya
Jangan percaya kepada teman yang jahat Jangan terlalu percaya kepada teman dekat Sebab kalau ia marah Segala rahasia anda akan dibuka.
Nilai pendidikan multikultual yang dapat dipetik ialah seorang pendidik mengajarkan atau memberikan ajaran rasa tidak mudah memberikan kepercayaan bahwa tidak semua disekeliling kita harus kita percayai setiap apapun yang mereka katakan , sedikit saja kita membuat teman kita marah , jengkel dan kesal maka semua rahasia akan dibuka oleh teman yang kita anggap dekat , teman seperti itulah yang dianggap jahat . Jangan mudah memberikan sebuah kepercayaan jika tidak ingin rahasianya dibuka . Jika diberikan rasa kepercayaan tetaplah menjaganya agar tidak melukai siapaun itu dan tetap harmonis antar sesamanya.
3. Nilai Pergaulan
Duracari duradrstih
Duravasi ca durjanah
Yan maitri kriyete pumsa
Sa tu sigham vinasyati
Canakya Nitisastra II. 19
Artinya
Berteman dengan yang tingkah lakunya buruk Dengan orang yang penglihatannya jahat Dengan orang yang tinggal di tempat kotor Bergaul dengan penjahat, akan segera binasa.
Pendidik akan mengajarkan kepada anak anaknya nilai pergaulan , pendidik harus memberikan sebuah pemahaman pada anak – anak untuk tidak memilih pergaulan yang bebas ataupun buruk, berteman dengan tingkah lakunya yang buruk, penglihatanya selalu jahat, hingga bergaul dengan penjahat . Jika anak – anak dibebaskan untuk memilih pergaulan bebas maka hal yang akan terjadinya ialah kebinasaan ketidakharmonisan , pertingkain antar saudara ataupun teman.
Bab Ketiga
1. Nilai Kebaikan
Satkule yojayet kanyam
Putram vidyasu yojayet
Vyasane yojayecchatrum
Mitram dharmena yojayet
Canakya Nitisastra III. III
Artinya
Atur putri anda kawin dengan keluarga baik-baik Atur putra anda agar tekun belajar ajaran suci Buatlah musuh selalu dalam kesulitan Ajari sahabat anda tekun belajar kebenaran.
Dalam nilai pendidikan multicultural pada keluarga , orang tua sudah seharusnya mengajarkan putra – putrinya untuk selalu tekun belajar ajaran suci hingga dapat memilih pasangan dengan keluarga yang baik – baik dapat menerima dengan baik . Hingga anak – anak diajarkan untuk saling berbagi ilmu kepada seluruh teman atau sahabatnya untuk tekun belajar kebenaran . Hal yang diajarkan ini akan membuahkan hasil yang baik hingga memberikan keselarasan pada seluruh manusia.
Bab Keempat
1. Nilai Kedamaian
Sloka 10
Samsara tapa dagdhanam
Trayo visranti hetavah
Apatyan ca kalatran ca
Satam sanggatir eva ca
Canakya Nitisastra IV. 10
Artinya
Dalam menghadapi kedukaan duniawi Menghadapi panasnya hidup duniawi Ada tiga hal yang menyebabkan hati damai Anak, istri dan pergaulan dengan orang suci.
Dalam nilai pendidikan multikultural seorang pendidik harus memberikan ajaran nilai kedamaian pada anak – anaknya, terutama ketika dihadapi dalam kedukaan duniawi hingga panasnya hidup duniawi agar hati menjadi damai, tenang dan tidak salah melangkah dalam mengambil keputusan hingga tidak menjadi arogan harus memiliki dan berada pada lingkungan pergaulan dengan orang suci ataupun ajaran – ajaran agama yang baik agar tidak salah mengambil sebuah keputusan yang merusak diri sendiri.
Bab Kelima
1. Nilai Pengendalian diri
Nasti kamasamo vyadhir
Nasti mohasamo ripuh
Nasti kopasamo vanhir
Nasti jnanat param sukham
Canakya Nitisastra V. 12
Artinya
Penyakit paling menyesengsarakan adalah nafsu Musuh paling jahat adalah kebingungan dan loba Bara api yang paling panas adalah kemarahan Pencapaian pengetahuan rokhani adalah Kebahagiaan yang tertinggi.
Seorang pendidik harus mampu mengajari nilai pengendalian diri pada anak – anaknya bahwa penyakit yang paling menyesengsarakan adalah nafsu , hal yang paling jahat ialah kebingungan dan loba dan kemarahan hal inilah yang patut di kendalikan dengan sebuah pengetahuan rokhani agar tidak masuk ke dalam bara api . Maka sangat perlu adanya berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak dan terus mengendalikan diri . Jika hal ini dilakukan seimbang dengan pengetahuan rokhani maka akan mendapatkan kebahagiaan yang tertinnggi.
2. Sebelum berbuat pikirkan terlebih dahulu
Karmayattam phalam pumsam
Buddhih karmanusarini
Tathapi sudhisyacaryah
Suvicaryaiva kurvate
Cnakya Nitisastra V.18
Artinya
Orang menikmati hasil dari perbuatannya Kecerdasan diperoleh dari perbuatan terdahulu Karena itulah para acarya ataupun guru suci Melakukan sesuatu setelah dipikirkan matang –matang.
Seorang pendidik harus mampu mengajari kepada anak – anaknya betapa pentingnya berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak melakukan apapun itu , apapun yang dilakukanya akan membuahkan hasil dari perbuatanya tersebut baik buruknya akan dinikmatinya . Karena itulah para guru ataupun acarya juga patut melakukan sesuatu jika sudah berpikir matang – matang karena menjadi seorang guru atau pendidik adalah panutan bagi anak – anaknya yang sejatinya akan memberikan keselarasan , keharmonisan , dan kebaikan untuk seluruhnya.
2.4 Konsep-konsep pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu
Kemajemukan (pluralism) dan keanekaragaman (diversity) dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan. Dua istilah ini kadang-kadang disejajarkan dengan istilah multikultur (budaya yang beragam). Istilah multikultur atau multikultural awalnya merujuk pada istilah multikulturalis, yang dalam konteks negara Kanada (dimana istilah ini pertama kali diperkenalkan) digunakan sebagai sinonim dari kata pluralism. Istilah masyarakat multikultural pertama kali di Kanada sekitar tahun 1950-an, Amerika Serikat (AS) sendiri lebih menggunakan sebutan melting post society untuk menyebutkan masyarakatnya yang majemuk, sedangkan India menggunakan ungkapan composite society, sedangkan Indonesia sendiri memperkenalkan slogan Bhinneka Tunggal Ika, untuk menunjukkan keragaman suku, agama dan ras di Indonesia.
Nilai – nilai multicultural yang sesuai dengan ajaran Agama Hindu dalam kitab Canakya Niti Sastra pada akhirnya dapat diterapkan dalam berbagai aspek atau bentuk penerapan dengan melakukan perubahan yang substantive terhadap komponen pendidikan terutama pada Pendidikan Agama Hindu . Adapun konsep pendidikan multikulturalisme yang nantinya akan dapat diterapkan yaitu perubahan terhadap komponen komponen dan kurikulum , antara lian:
- Tujuan pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu . Hubungan yang baik antar sesama manusia dan menjunjung nilai akhlak yang mulia , tanpa mengabaikan hubungna manusia dengan tuhannya , merupakan salah satu tujuan yang perlu ditekankan dan diutamakan di masa sekarang untuk mengimbangi pertemuan dan persinggungan berbagai budaya yang semakin dirasakan . Penekanan untuk berbuat baik dan mewujudkan kehidupan yang baik serta harmonis antar sesame manusia dalam agama hindu sebagaiaman dijelaskan dalam ajaran Tri Hita Karana yang merupakan salah satu bentuk tujuan pendidikan Agama Hindu yang selaras , seimbang dengan tujuan pendidikan multikultural.
- Materi pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu. Materi pendidikan sebagai sarana untuk merealisasikan tujuan tersebut juga menjadi pertimbangan penting. Materi mengenai nilai-nilai multicultural yang sesuai ataupun sama dengan ajaran Agama Hindu sudah saatnya banyak diberikan kepada para peserta didik . Materi – materi pendidikan yang harus diajarkan tersebut setidaknya harus sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan berbagai budaya yang beragam dan berbeda-beda yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
- Metode dan pendekatan pembelajaran pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu . Penyapaian materi yang sebelumnya dapat dilakukan dengan metode yang tidak menimbulkan dominasi kekuasaan baik antar peserta didik maupun antara pendidik dengan peserta didik seperti, berdialog , berdiskusi , dan semacamnya .Dengan metode tersebut akan memunculkan gagasan – gagasan ataupun ide baru dan pemikiran – pemikiran kritis yang disertai kesadaran dari para peserta didik terhadap keragaman manusia dan nilai-niai kemanusiaan serta nilai moral . Metode ceramah(dharma wacana) oleh para pendidik bagaiamanapun tetap diterapkan dan diperlukan dalam pembelajaran namun lebih diminimalisirkan dan tidak disertai superioritas pendidik terhadap peserta didik. Metode teladan juga sangat diperlukan dalam pendidikan multicultural sebagai wujud langsung pelaksanaan nilai-nilai kemanusiaan bagi seorang pendidik.
- Evaluasi pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu . Kesadaran para peserta didik terhadap keragaman budaya dan berbagai bias yang terdapat dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan bahkan ditekankan dalam evaluasi pendidikan multikultural .Dalam pelaksanaanya , evaluasi yang bersifat problem solving konstan dan terus menerus tidak hanya kepada peserta didik.
2.5 Faktor-faktor yang dimungkinkan menjadi penghambat bagi penerapan pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu
Menerapakn pendidikan multikultural dalam suatu sistem pendidikan bukan hanya merupakan hal yang mudah . Berbagai aspek atau dampak dan kendala bagaiamanapun juga akan dihadapi dan pasti akan terjadi . Dampak ataupun kendala tersebut pada umumnya dikarenakan adanya perbedaan pandangan maupun pemahaman , ketidakpuasan terhadap aspek – aspek kehidupan umat manusia , seperti aspek budaya, politik, dan ekonomi yang seringkali mengalami ketimpangan dalam kehidupan masyarakat . Berbagai dampak atapun faktor yang dapat sekiranya menghadang pelaksanaan pendidikan multicultural secara garis besar diantaranya yaitu :
- Aspek pendidikan.Wawasan pendidik masih sangat minim dan cenderung tidak berkembang ilmu pengetahuan , dan wawasan para penduduk di Indonesia setelah mereka tidak lagi mengenyam pendidikan di perguruan tinggi
- Perubahan dan perbaikan kurikulum perubahan dan perbaikan kurikulum ini merupakan suatu kerja besar yang memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli yang mampu menguasai materi multicultural dan benar-benar mampu bersikap bijak terhadap segala perbedaan yang terdapat dalam masyarakat Indonesia
- Perubahan pola pikir dalam persoalan agama
- Kesenjangan ekonomi di Indonesia
- Kultur politik di Indonesia yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan kultur masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan tindakan kekerasan.
III. SIMPULAN
Pendidikan multikultural sebagai bentuk pendidikan yang berupaya mengajarkan berbagai kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat , merupakan salah satu alternative untuk mengurangi dampak negatif yang dapat muncul di masyarakat akibat perlakuan yang tidak baik dan tidak benar terhadap keragaman dan perbedaan yang terdapat didalamnya . Perbedaan dan keragamaan budaya yang idup di masyarakt tersebut oleh pendidikan multikultural disikapi dengan penaman hubungan yang baik antar sesama manusia .Pada ajaran pendidikan Agama Hindu sejatinya memiliki care values yang menyeleraskan dengan pendidikan multikultural terkait dengan hubungan antar sesama manusia ( Tri Hita Karana) dengan kata lain ajaran Agama Hindu secara garis besar lebih memuat prinsip – prinsip yang dikemukakan dalam ajaran kitab suci weda salah satunya ialah kitab Canakya Nitisastra dalam pendidikan multikultural pendidiakn Agama Hindu . Di dalam kitab Canakya Nitisastra ini sudah sepenuhnya memuat atau mengajarkan nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pendidikan Agama Hindu dengan wujud kebudayaan dan unsur kebudayaan. Di dalam kitab suci Canakya Nitisastra ini mengajarkan kebenaran, pengendalian nafsu, amarah, lobha, kebijaksanaan, tidak iri hati, mengendalikan pikiran , menjalankan dharma , kedamaian dan lainnya yang menuntun kita pada jalan kebenaran, keharmonisan Salah satu konsep dalam pendidikan multikultural pendidikan Agama Hindu ialah Tujuan pendidikan multikultural, hubungan yang baik antar sesama manusia dan menjujung nilai akhlak yang mulia , tanpa mengabaikan hubungan manusia dengan tuhannya, merupakan salah satu tujuan yang perlu ditekankan dan diutamakan di masa sekarang untuk mengimbangi pertemuan dan persinggungan berbagai budaya yang semakin dirasakan Penekanan untuk berbuat baik dan mewujudkan kehidupan yang baik serta harmonis antar sesame manusia dalam agama hindu sebagaiaman dijelaskan dalam ajaran Tri Hita Karana yang merupakan salah satu bentuk tujuan pendidikan agama hindu yang selaras , seimbang dengan tujuan pendidikan multikultural.
Judul: Nilai–Nilai Dan Konsep Pendidikanmultikultural Dalam Pendidikan Agama Hindu Menurut Kitab Canakya Niti Sastra
Oleh: Ni Ketut Puspita Sari
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
0 Response to "Nilai–Nilai Dan Konsep Pendidikanmultikultural Dalam Pendidikan Agama Hindu Menurut Kitab Canakya Niti Sastra"
Post a Comment