Pengertian, Makna dan Tata Urutan Melakukan Tri Sandhya
Thursday, December 12, 2019
Add Comment
MUTIARAHINDU.COM -- Tri Sandhya kalau dilihat dari segi kata terdiri dari dua kata yaitu kata Tri dan kata Sandhya. Tri artinya tiga dan Sandhya atau Sandhi artinya hubungan. Jadi kata Tri Sandhya artinya tiga kali berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa dalam satu hari.
Jadi, Tri Sandhya dapat dimaknai sebagai sebuah proses penyucian diri untuk menghilangkan sifat-sifat negatif yang disebabkan oleh pengaruh “guna” dan me-ningkatkan sifat-sifat positif (Sattwam) dalam diri manusia. Dengan demikian akan tercipta kehidupan yang lebih baik, tercipta keharmonisan dan keseimbangan baik dengan sesama makhluk maupun dengan alam semesta.
Sebagai manusia yang mampu berpikir, dapat memaknai mengapa Tri Sandhya kita lakukan setiap hari. Karena dengan mengetahui makna Tri Sandhya yang baik dan benar disertai keyakinan dan keiklasan, maka kita bisa menjadi manusia yang mampu menolong diri sendiri dari keadaan sengsara akibat sifat-sifat negatif “guna”.
Mantram pada umumnya memakai lagu dan irama, sehingga mantram juga disebut “Stotra”. Dalam sekian banyak mantram contohnya puja Tri Sandhya bahwa mantram adalah sebagai sarana persembahyangan yang berwujud bukan benda (nonmaterial) yang harus diucapkan dengan penuh keyakinan, (Duwijo dan Darta, 2014:3).
Sembahyang atau puja Tri Sandhya adalah sebagai sarana untuk:
Tata Urutan Melakukan Tri Sandhya
Adapun tata urutan melakukan Tri Sandhya adalah sebagai berikut.
Tri Sandhya
Bait I
“Om bhur bhuwah swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat”
Bait II
“Om Narayana ewedam sarwam Yad bhutam yac ca bhawyam
Niskalaṅko niranjano
Nirwikalpo nirakyatah Sudho dewa eko
Narayano na dwitiyośti kascit”
Bait III
“Om tvam Siwah tvam Mahadewa Iswara Parameswarah
Brahma Wisnuḉca Rudrasca
Purusah parikirtitah”
Bait IV
“Om papāham papa karmaham Papātma papasambhawah
Trahi mam pundarikaksa Sabahnya bhyantara sucih”
Bait V
“Om ksama swamam Mahadewa
Sarwa prani hitaṅkara
Mam moca sarwa papebyah Palaya swa Sadasiwa”
Bait VI
“Om ksantawya kayiko dosah Ksantawyo wacikomama Ksantawyo manaso dosah Tat pramadat ksama swamam
Om, Śāntih, Śāntih, Śāntih, Om ”
Terjemahan mantram Tri Sandhya bait demi bait adalah seperti berikut.
Makna Mantram Tri Sandhya
Puja Tri Sandhya terdiri dari 6 (enam) bait yang memiliki makna masing-masing seperti berikut.
a. Bait pertama: sebagai Sandhya Vandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Savitri Mantra (Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda) dengan tiga unsur mantram yaitu:
b. Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (sruti) bertujuan untuk memuja Narayana sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada dharma.
c. Bait ketiga diambil dari Siwa Stawa (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan: Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu,
Rudra dan Purusa.
d. Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari weda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu, manusia memohon ampun dan memohon agar terhindar dan perbuatan-perbuatan negatif melalui Tri Kaya Parisudha.
Ucapan Om Śantih, Śantih, Śantih,Om memiliki makna:
Jadi, Tri Sandhya dapat dimaknai sebagai sebuah proses penyucian diri untuk menghilangkan sifat-sifat negatif yang disebabkan oleh pengaruh “guna” dan me-ningkatkan sifat-sifat positif (Sattwam) dalam diri manusia. Dengan demikian akan tercipta kehidupan yang lebih baik, tercipta keharmonisan dan keseimbangan baik dengan sesama makhluk maupun dengan alam semesta.
Sebagai manusia yang mampu berpikir, dapat memaknai mengapa Tri Sandhya kita lakukan setiap hari. Karena dengan mengetahui makna Tri Sandhya yang baik dan benar disertai keyakinan dan keiklasan, maka kita bisa menjadi manusia yang mampu menolong diri sendiri dari keadaan sengsara akibat sifat-sifat negatif “guna”.
Mantram pada umumnya memakai lagu dan irama, sehingga mantram juga disebut “Stotra”. Dalam sekian banyak mantram contohnya puja Tri Sandhya bahwa mantram adalah sebagai sarana persembahyangan yang berwujud bukan benda (nonmaterial) yang harus diucapkan dengan penuh keyakinan, (Duwijo dan Darta, 2014:3).
Sembahyang atau puja Tri Sandhya adalah sebagai sarana untuk:
- Memuja dan memuji Sang Hyang Widhi Wasa,
- Berterima kasih atas anugrah-Nya.
- Memohon keselamatan,
- Memohon pengampunan,
- Memohon tuntunan.
Tata Urutan Melakukan Tri Sandhya
Adapun tata urutan melakukan Tri Sandhya adalah sebagai berikut.
- Asana/Padasana artinya sikap sempurna, tenang, dan konsentrasi dalam me-lakukan melakukan Tri Sandhya (Om prasadha stiti sarira Siwa suci nirmala ya nama swaha).
- Pranayama yaitu mengatur nafas dengan halus dengan tujuan agar dapat melakukan Tri Sandhya dengan baik. (Om Ang namah = menarik nafas, Om Ung namah = menahan nafas, Om Mang namah = mengembuskan nafas), (Duwijo dan Darta, 2014:4).
- Karasodhana yaitu sikap pembersihan tangan (Om Sudhamam swaha = pem-bersihan tangan kanan, Om ati Sudhamam swaha = pembersihan tangan kiri.
- Amusti Karana yaitu tangan menempel di depan ulu hati tangan kiri di bawah tangan kanan dengan Ibu jari menghadap ke atas saling bertemu, (Duwijo dan Darta, 2014:5).
Tri Sandhya
Bait I
“Om bhur bhuwah swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat”
Bait II
“Om Narayana ewedam sarwam Yad bhutam yac ca bhawyam
Niskalaṅko niranjano
Nirwikalpo nirakyatah Sudho dewa eko
Narayano na dwitiyośti kascit”
Bait III
“Om tvam Siwah tvam Mahadewa Iswara Parameswarah
Brahma Wisnuḉca Rudrasca
Purusah parikirtitah”
Bait IV
“Om papāham papa karmaham Papātma papasambhawah
Trahi mam pundarikaksa Sabahnya bhyantara sucih”
Bait V
“Om ksama swamam Mahadewa
Sarwa prani hitaṅkara
Mam moca sarwa papebyah Palaya swa Sadasiwa”
Bait VI
“Om ksantawya kayiko dosah Ksantawyo wacikomama Ksantawyo manaso dosah Tat pramadat ksama swamam
Om, Śāntih, Śāntih, Śāntih, Om ”
Terjemahan mantram Tri Sandhya bait demi bait adalah seperti berikut.
- Oh ya Tuhan penguasa alam bawah, tengah, dan alam atas. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sang Hyang Widhi Wasa, semoga Ia berikan semangat pikiran kita.
- Oh ya Tuhan yang disebut Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah Dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua, , (Duwijo dan Darta, 2014:6).
- Oh ya Tuhan Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa.
- Oh ya Tuhan hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi Wasa, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
- Oh ya Tuhan ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi Wasa, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah oh Sang Hyang Widhi Wasa.
- Oh ya Tuhan ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba, Oh ya Tuhan damai di hati, damai di dunia,dan damai selamanya Oh ya Tuhan.
Makna Mantram Tri Sandhya
Puja Tri Sandhya terdiri dari 6 (enam) bait yang memiliki makna masing-masing seperti berikut.
a. Bait pertama: sebagai Sandhya Vandanam (awal) diambil dari Gayatri atau Savitri Mantra (Rg Veda, Sama Veda dan Yayur Veda) dengan tiga unsur mantram yaitu:
- Pranawa (Om) adalah lambang kesucian dan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa.
- Vyahrti (Bhur Bhuwa Swah), untuk pencerahan lahir bathin di mana pengucapan “Bhur” bermakna sebagai Anna Sakti memproses sari-sari makanan bagi kekuatan tubuh. Pengucapan “Bhuwah” bermakna sebagai Prana Sakti yaitu menggunakan kekuatan tubuh bagi kesehatan jasmani dan rohani. Pengucapan “Swah” bermakna sebagai Jnana Sakti yaitu memberikan kecerahan dan kecemerlangan pada pikiran dan pengetahuan.
- Tripada (Tat Sawitur Warenyam, Bhargo Dewasya Dimahi, Dyoyonah Pracodayat).
b. Bait kedua diambil dari Narayana Upanisad (sruti) bertujuan untuk memuja Narayana sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada dharma.
c. Bait ketiga diambil dari Siwa Stawa (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan: Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu,
Rudra dan Purusa.
d. Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari weda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu, manusia memohon ampun dan memohon agar terhindar dan perbuatan-perbuatan negatif melalui Tri Kaya Parisudha.
Ucapan Om Śantih, Śantih, Śantih,Om memiliki makna:
- Santih pertama: memohon kedamaian untuk diri manusia sendiri agar terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Awidya), , (Duwijo dan Darta, 2014:7).
- Santih kedua: memohon kedamaian untuk sesama makhluk lainnya agar terhindar dari bencana yang berasal dari sesama mahkluk ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa (Adi Bhautika).
- Santih ketiga: memohon kedamaian untuk alam semesta/jagat raya sehingga manusia terhindar dari bencana alam serta terciptanya keharmonisan dan keseimbangan hidup (Adi Dhaiwika).
Referensi
Duwijo dan Darta, I Ketut. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas V. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Balitbang Kemdikbud
0 Response to "Pengertian, Makna dan Tata Urutan Melakukan Tri Sandhya"
Post a Comment