Pengertian Ahimsa, Satya, dan Tat Tvam Asi
Monday, December 16, 2019
Add Comment
MUTIARAHINDU.COM -- Ahimsa terdiri kata "a" dan "himsa", "a" berarti tidak, "himsa" berarti menyiksa, mem-bunuh atau melakukan kekerasan. Ahimsa merupakan bagian dari Panca Yama Brata yang mengajarkan kepada kita agar mampu mengendalikan diri, agar kita memiliki rasa kasih sayang terhadap makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa. Sehubungan dengan arti kata ahimsa, lalu bagaimanakah dengan pelaksanaan Yajña? Apakah kita tidak boleh memotong hewan/ternak untuk kepentingan Yajña? Tentu saja boleh, karena memotong hewan atau ternak untuk kepentingan Yajña bukan tergolong ahimsa.
Membunuh hewan, ternak dan binatang diperbolehkan apabila dilakukan untuk:
- Kepentingan Upacara Dewa Yajña.
- Kepentingan Upacara Pitra Yajña.
- Kepentingan Upacara Manusa Yajña.
- Kepentingan Upacara Bhuta Yajña.
- Kepentingan Upacara Resi Yajña, (Duwijo dan Darta, 2014:18).
Pengertian Satya
Satya artinya setia atau jujur. Kesetiaan dan kejujuran merupakan modal yang sangat utama dalam menjalani kehidupan. Satya merupakan bagian daripada Panca Yama Brata. Satya juga berarti pengendalian pikiran tentang kesetiaan dan kejujuran. Ada lima kesetiaan yang harus kita jalankan selama hidup yang disebut dengan Panca Satya.
Bagian-bagian Panca Satya antara lain adalah:
- Satya Hradaya artinya setia / jujur terhadap pikiran atau kata hati.
- Satya Wacana artinya setia terhadap kata-kata.
- Satya Mitra artinya setia terhadap teman dan keluarga.
- Satya Semaya artinya setia terhadap janji.
- Satya Laksana artinya setia terhadap perbuatan.
Penjelasan Panca Satya
- Satya Hradaya artinya jujur terhadap pikiran atau kata hati. Orang yang memiliki kata hati adalah orang yang teguh terhadap pendirian, berdasarkan kebenaran yang dimiliki. Oleh karena itu, kita wajib tekun untuk mempelajari sesuatu se-hingga kita semakin yakin terhadap diri sendiri.
- Satya Wacana artinya setia dan jujur terhadap kata-kata. Jujur terhadap kata-kata membuat orang akan percaya pada diri kita sendiri. Selanjutnya orang lain akan semakin dekat dengan kita. Kalau orang lain sudah dekat dengan kita hendaknya kita jangan berbuat hal-hal yang tidak baik. Memegang kepercayaan itu tidaklah mudah, (Duwijo dan Darta, 2014:19). Contoh dalam cerita perang Bharata Yudha. Yudhistira terkenal jujurnya di antara Panca Pandawa. Pada saat Bima memukul Gajah Drona yang bernama Aswatama, Bima berteriak Aswatama mati. Mendengar hal tersebut Resi Drona sebagai Panglima Perang dari keluarga Korawa menjadi lemah lunglai karena setiap yang ditanya mengatakan Aswatama mati. Terakhir Yudhistira yang ditanya. “Wahai anakku Yudhistira benarkah Aswatama mati?” Dijawab oleh Yudhistira, Aswatama memang telah mati, tapi dalam hatinya Yudhistira mengatakan yang mati Gajah Aswatama. Mendengar jawaban Yudhistira seperti itu Resi Drona semakin yakin dengan kematian putranya. Seketika itu pula Resi Drona turun dari keretanya dan menangis. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Drestajumena sehingga dengan mudah memenggal leher Resi Drona dan akhirnya tamatlah riwayat Resi Drona.
- Satya Mitra artinya setia terhadap teman atau setia terhadap saudara. Kesetiaan terhadap teman dapat diwujudkan dengan berbagai hal di antaranya: mengijinkan teman pinjam buku, menengok teman yang sakit, menghadiri teman yang mera-yakan hari paweton, menolong teman yang kesusahan, memberi teman seteguk air saat kehausan, memberi sepiring nasi kepada teman yang kelaparan. Di samping itu, ikut merasa bahagia ketika melihat teman memperoleh prestasi dan melihat teman memakai baju baru juga termasuk kesetiaan.
- Satya Semaya artinya setia memenuhi janji. Yang dimaksud dengan janji adalah suatu kesepakatan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain. Misalnya Damayanti berjanji pergi ke sebuah Taman Rekreasi bersama Saraswati pada hari Minggu Jam 09.00. Karena telah sepakat akhirnya Damayanti dengan Saraswati tepat waktu datang dan pergi bersama ke tempat tujuan yaitu Taman Rekreasi.
- Satya Laksana artinya setia terhadap perbuatan. Yang dimaksud dengan Satya Laksana adalah berani bertanggung jawab terhadap semua perbuatan yang telah dilakukannya. Orangnya dapat disebut ksatria, karena berani mengakui perbuatannya. Apakah perbuatannya itu baik atau benar, maupun perbuatannya dianggap kurang benar, keliru, atau salah. Mereka sanggup memperbaiki kekeliruannya dan menerima dengan sopan atas kritik yang diterima.
Tat Tvam Asi berasal dari Bahasa Sanskerta yang terdiri kata Tat artinya itu, Tvam artinya kamu, Asi artinya adalah. Jadi, Tat Tvam Asi berarti itu adalah kamu. Maksudnya Tat Tvam Asi mengingatkan kepada kita bahwa kita tidak hidup sendiri. Kita hidup dengan banyak orang. Kita hidup sebagai makhluk sosial artinya saling tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kita harus belajar menghargai orang lain. Sesuai dengan arti Tat Tvam Asi bahwa itu adalah kamu, (Duwijo dan Darta, 2014:20).
Berarti menghormati orang lain sama artinya dengan menghormati diri sendiri. Berbuat baik kepada orang lain berarti berbuat baik kepada diri sendiri, (Duwijo dan Darta, 2014:21).
Referensi
Duwijo dan Darta, I Ketut. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas V. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Balitbang Kemdikbud
0 Response to "Pengertian Ahimsa, Satya, dan Tat Tvam Asi"
Post a Comment