Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi | Svetaketu dan Udhalaka (Ayahnya)
Tuesday, November 12, 2019
Add Comment
MUTIARAHINDU.COM -- Kitab Veda banyak menjelaskan tentang berbagai kemahakuasaan Hyang Widhi seperti yang tertuang dalam Chandogya Upanisad (Radhakrhisnan, 1992). Cerita pendek berikut ini, mengutip percakapan antara Svetaketu dan ayahnya yang bernama Udhalaka. Mereka mencoba untuk mengungkapkan ajaran tentang Veda yang maha mulia. Cerita berawal ketika Svetaketu bertanya kepada ayahnya, Uddalaka, yang membicarakan keberadaaan Tuhan:
“Percayalah, anakku,” kata ayah Svetaketu. “Brahman adalah esensi tak terlihat dan halus yang merupakan Roh seluruh alam semesta ini.”
“Jelaskan kepadaku, Ayah,” kata Svetaketu.
“Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini ke dalam air dan kembali besok pagi.”
Svetaketu melakukan seperti yang diperintahkan ayahnya. Di pagi hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk mengeluarkan kembali garam itu. Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa menemukan garam itu karena telah larut, (Suhardi dan Sudirga, 2015:6).
Ayahnya kemudian berkata, “Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?” “Asin, Ayah”, jawab Svetaketu.
“Carilah garam itu lagi,” ayahnya menyuruh Swetaketu untuk mencari garam yang sudah larut itu.
“Aku tidak bisa melihat garam, Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya asin,” komentar Svetaketu.
Ayah Svetaketu kemudian berkata, “Dengan cara yang sama, O anakku, Kamu tidak dapat melihat Sang Pencipta. Akan tetapi sebenarnya Dia ada dimana-mana dan meresapi segala yang ada di alam semesta ini. Beliau tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan melalui segala ciptaan-Nya yang ada di alam semesta ini (Radhakrishnan, 1992).
Cerita ini menunjukan adanya keterkaitan dengan Asta Aiswarya. Cerita ini menunjukkan bagian dari sifat kemahakuasaan Tuhan yang sangat halus (anima). Cerita ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang mampu untuk menyatu dengan segala ciptaan-Nya dari semua makhluk, dan menguasai segala yang ada (wasitwa) dari segala penjuru alam semesta. Selain itu, percaya terhadap Tuhan mempunyai pengertian yakin terhadap Tuhan itu sendiri. Pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, maha kuasa, maha esa dan maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah Ia yang kuasa atas segala yang ada ini, (Suhardi dan Sudirga, 2015:7).
Referensi:
Image: Mutiarahindu.com |
"Cerita Svetaketu dan Ayahnya yang Bernama Udhalaka"
“Percayalah, anakku,” kata ayah Svetaketu. “Brahman adalah esensi tak terlihat dan halus yang merupakan Roh seluruh alam semesta ini.”
“Jelaskan kepadaku, Ayah,” kata Svetaketu.
“Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini ke dalam air dan kembali besok pagi.”
Svetaketu melakukan seperti yang diperintahkan ayahnya. Di pagi hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk mengeluarkan kembali garam itu. Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa menemukan garam itu karena telah larut, (Suhardi dan Sudirga, 2015:6).
Ayahnya kemudian berkata, “Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?” “Asin, Ayah”, jawab Svetaketu.
“Carilah garam itu lagi,” ayahnya menyuruh Swetaketu untuk mencari garam yang sudah larut itu.
“Aku tidak bisa melihat garam, Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya asin,” komentar Svetaketu.
Ayah Svetaketu kemudian berkata, “Dengan cara yang sama, O anakku, Kamu tidak dapat melihat Sang Pencipta. Akan tetapi sebenarnya Dia ada dimana-mana dan meresapi segala yang ada di alam semesta ini. Beliau tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan melalui segala ciptaan-Nya yang ada di alam semesta ini (Radhakrishnan, 1992).
Cerita ini menunjukan adanya keterkaitan dengan Asta Aiswarya. Cerita ini menunjukkan bagian dari sifat kemahakuasaan Tuhan yang sangat halus (anima). Cerita ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang mampu untuk menyatu dengan segala ciptaan-Nya dari semua makhluk, dan menguasai segala yang ada (wasitwa) dari segala penjuru alam semesta. Selain itu, percaya terhadap Tuhan mempunyai pengertian yakin terhadap Tuhan itu sendiri. Pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, maha kuasa, maha esa dan maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah Ia yang kuasa atas segala yang ada ini, (Suhardi dan Sudirga, 2015:7).
Referensi:
Suhardi, Untung dan Sudirga, Ida Bagus. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX (Cetakan Ke-1, 2015). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
0 Response to "Cerita Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi | Svetaketu dan Udhalaka (Ayahnya)"
Post a Comment