Profil, Biodata dan Biografi Wisnu Bawa Tenaya
Monday, October 21, 2019
Add Comment
Wisnu Bawa Tenaya Bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara |
Nama Lengkap : Wisnu Bawa Tenaya
Tempat Tanggal Lahir : Denpasar, 24 April 1958
Agama : Hindu
Jabatan : Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI-AD dengan jabatan terahkir Koordinator Staf Ahli Panglima TNI.
Pendidikan Militer
- Sussarcab If (1980)
- Sussar Para (1980)
- Akabri (1981)
- Komando (1981)
- Gultor (1984)
- Scuba Diver (1985)
- Suspaska (1986)
- Suspa Intelpur (1990)
- Diklapa II (1991)
- Pandu Udara (1993)
- Seskoad (1996)
- Seskoad (1999)
- Free Fall (2002)
- Stuff Duties Course (2002)
- Sesko TNI (2003)
- Susdanrem (2005)
- KSPS (2007)
- PPSA-16 (2009)
- Lemhannas RI (2009)
Karier
- Danton Kopassandha
- Danton-2/111/11 Grup-1 Kopassus
- Danton-1/121/12 Grup-1 Kopassus
- Danton-1/111/11 Grup-1 Kopassus
- Wadantim Paska Den-81 Kopassus
- Ps. Dantim Paska Den-81 Kopassus
- Dansat Scuba Susjur Grup-3 Kopassus
- Kasi Opsjar Grup-3/Pusdikpassus Kopassus
- Pgs. Danpuslatsus Grup-3 Kopassus
- Pabandya Ops Sops Kopassus
- Dirdiklat Grup-3/Pusdikpassus Kopassus
- Dirum Grup-3/Pusdikpassus Kopassus
- Wadan Grup-2 Kopassus
- Asops Danjen Kopassus
- Dan Pusdikpassus Kopassus
- Asops Kasdam VI/Tpr
- Danrem 121/Alambhana Wanawai
- Ir Kostrad
- Wadanjen Kopassus (2007)
- Kasdam VI/Tanjungpura
- Kasdam VI/Mulawarman (2010)
- Danpussenif Kodiklatad (2011)
- Danjen Kopassus (2011)
- Pangdam IX/Udayana (2012)
- Koorsahli Panglima TNI (2014)
Ringkasan Biografi Wisnu Bawa Tenaya
Wisnu Bawa Tenaya Terlahir dengan nama lengkap Wisnu Bawa Tenaya pada tanggal 24 April 1958 di Mengwi Badung. Ia adalah seorang punawirawan tinggi TNI-AD dengan jabatan terakhir Koordinator Staf Ahli Panglima TNI. Wisnu merupakan lulusan Akmil1981 yang berpengalaman dalam bidang Infanteri (Kopassus) dan jabatan terakhirnya bintang dua pada Pangdam IX/ Udayana.
Siang itu kami bertemu Wisnu Tenaya dengan safari dan udeng berwarna cokelat yang ia kenakan. Pria berusia 59 tahun ini masih tampak sangat prima, terlihat bagaimana ia menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan lugas tanpa ada satu pun yang terlewatkan.
Selain berbagi ilmu, Wisnu Tenaya yang juga Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat 2016-2021 menyatakan keprihatinannya terhadap penyimpangan norma anak muda yang mengatasnamakan budaya didalamnya.
Sebagai anak muda yang sedang mencari jati diri, tidaklah mudah hidup ditengah pergaulan yang bebas. Dibutuhkan pendidikan agama yang merupakan sumber kepercayaan, keyakinan dan spritual yang kuat di lingkungan keluarga, untuk menjadi anak yang suputra. Istilah suputra berarti anak yang memiliki budi pekerti yang luhur, cerdas dan bijaksana yang akan mengangkat harkat martabat anak orangtua, keluarga dan masyarakat.
Sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas, Wisnu Tenaya pun tidak pernah bosan untuk mengingatkan agar anak muda selalu eling ring Ida Shang Hyang Whidi dan leluhur atau luhur yang artinya kepala. Wisnu Tenaya mengungkapkan generasi muda harus mampu mengendalikan pikiran dan terus mengasah kemampuan dengan mencoba hal-hal baru yang dapat menjaga otak tetap aktif dan sehat, tentu saja diimbangi dengan kecerdasan yang mampu meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi pemimpin masa depan.
Wisnu Tenaya pun angkat bicara soal menyelaraskan agama dan kebudayaan di Bali, dalam hal ini penting adanya kerjasama di seluruh pihak untuk mecapai tujuan akhir dari hindu itu sendiri moksatam jagadhita ya ca iti Dharma yang artinya agama bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan batin (Moksa).
Memiliki anak suputra menjadi dambaan setiap orangtua. Dalam agama hindu, anak suputra berarti anak yang memiliki budi luhur, cerdas dan bijakasana. Untuk mendapatkan anak yang suputra, orangtua atau yang disebut dengan Guru Rupaka harus memiliki dasar ajaran agama yang kuat. guru utama dari perkembangan sang anak, dengan hanya melihat kebiasaan dan perilaku orangtua, tanpa sengaja akan ditiru oleh anak itu sendiri.
Perjalanan Hidup Wisnu Bawa Tenaya
Terlepas dari obrolan seputar agama dan budaya di Bali, rasanya berat untuk menyudahi wawancara kami sebelum mengetahui bagaimana kiprahnya di dunia militer.
Wisnu Tenaya kecil bersama kakak sulungnya Wisnu Bawa Temaja, ikut ibunya ke pasar Kreneng berjualan ikan pindang setiap pk. 04.00 pagi. Dengan menggunakan sepeda gayung, masing-masing dari mereka membawa empat kaleng berisi ikan pindang. Setelah mengantar pindang, kakak beradik itu pulang ke rumah dan sore harinya bersama kakak dan ketiga adiknya, Wisnu Bawa Temaya, Wisnu Bawa Tarunajaya, dan Helinawati sudah bersiap untuk berebutan oleh-oleh dari sang ibu, Ni Made Nyableg. Sederhana sekali memang, tapi kebersamaan itulah yang membuat Wisnu Tenaya untuk terus maju dan berkembang.
Memiliki ayah yang memiliki latar belakang purnawirawan polisi, membuat ia dan saudara-saudaranya harus bersikap disiplin dalam keluarga. Ayahnya, Mayor (Purn) I Made Dana tidak akan mengijinkan anak-anaknya pergi keluar rumah tanpa adanya laporan
terlebih dahulu, sekalipun itu menginap di rumah keluarga. “Dengan wibawa sang ayah, membuat kami segan untuk berbuat macam-macam, padahal ayah tidak pernah sekalipun memukul kami”. Meski demikian, bukan berarti ia dan saudara-saudaranya menutup diri dari lingkungan sosial. Mereka juga didorong untuk aktif dalam berorganisasi, seperti banjar, dan karang taruna.
Wisnu Tenaya yang menamatkan sekolah di SMA Swastiastu (sekarang SMA Santo Yoseph) mulai mengikuti jejak ayahnya dan lulus tes di pendidikan Akademi Militer, Magelang. Karir perwira tinggi TNI Wisnu Tenaya terbilang mulus hingga menduduki berbagai jabatan strategis di militer. Sebelum menjabat Danjen Kopasus dan Pangdam, ia pernah menduduki posisi Danrem 121 Pontianak di Kalbar, lalu naik jabatan sebagai Irjen Kostrad di Jakarta.
Jabatan berikutnya, Wadanjen Kopassus di Cijantung dengan pangkat Brigadir Jenderal. Wisnu lalu dipromosikan menjadi Kasdam IV Mulawarman di Kalbar. Dari sini, ia menjabat Komandan Puspenif di Bandung. Poisisi Danjen Kopassus kemudian dipikulnya hingga diserahterimakan kepada Mayjen TNI Agus Sutomo di Mabes Angkatan Darat.
Wisnu Tenaya juga sempat menjabat sebagai orang nomor satu di Kodam IX/ Udayana yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Mungkin sedikit masyrakat Bali yang tahu, Wisnu Temaya adalah putra asal Bali kedua yang menduduki jabatan Pangdam IX/ Udayana setelah Kolonel (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai. Berhasil menduduki jabatan Pangdam, tentu bukanlah orang biasa.
Jabatan yang terakhir sebagai Koordinataor Staf Ahli Panglima TNI, berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/693/IX/2014 tanggal 22 September 2014 sampai 25 April 2016, sebelum terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Harian Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam pelaksanaan Mahasabha XI di Hotel Utami, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (24/10/2016). Ia berhasil terpilih dengan memperoleh 175 suara dari 299 pemilih.
0 Response to "Profil, Biodata dan Biografi Wisnu Bawa Tenaya"
Post a Comment