Tujuh (7) Syarat Satwika Yajña Dalam Ajaran Agama Hindu

MUTIARAHINDU.COM -- Yajna dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata Yaj yang artinya memuja, mempersembahkan atau korban suci. Yajna dalam ajaran agam Hindu di bagi menjadi 5 bagian yakni Dewa Yajna, Rsi Yajna, Pitra Yajna, Manusa Yajna dan Bhuta Yajna. Dilihat dari pelaksanaannya maka Yajna dibagi menjadi 2 Yakni Nitya dan Naitimika Yajña. Nitya yajna yaitu Yajna yang dilaksanakan sehari-hari dan Naitimika yajna yaitu yajna yang dilaksanakan pada hari2 tertentu.
Tujuh (7) Syarat Satwika Yajña Dalam Ajaran Agama Hindu

Dilihat dari kuantitasnya, maka yajña dibedakan menjadi 3 yakni Nista, artinya yajña tingkatan kecil, Madya, artinya sedang dan Utama, artinya besar. Keberhasilan sebuah yajña bukan dari besar kecilnya materi yang dipersembahkan, namun sangat ditentukan oleh kesucian dan ketulusan hati. Selain itu, juga ditentukan oleh kualitas dari yajña itu sendiri. Dalam Kitab Bhagavadgitǎ, XVII. 11, 12, 13 disebutkan ada tiga pembagian yajña yang dilihat dari kualitasnya, yaitu:
  1. Tamasika yajña adalah yajña yang dilaksanakan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk sastra, mantra, kidung suci, daksina, dan sradha.
  2. Rajasika yajña adalah yajña yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan hasilnya dan bersifat pamer serta kemewahan.
  3. Satwika yajña adalah yajña yang dilaksanakan beradasarkan sraddhǎ, lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita.

Dari tiga kualitas pelaksanaan yajña di atas, dijelaskan ada tujuh syarat yang wajib dilakasakan untuk mewujudkan sattwika yajña, yaitu:
  1. Sraddhǎ, artinya melaksanakan yajña dengan penuh keyakinan.
  2. Lascarya, artinya yajña yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, (Suhardi dan Sudirga, 2015:54).
  3. Sastra, artinya melaksanakan yajña dengan berlandaskan sumber sastra, yaitu Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti.
  4. Daksina, artinya pelaksanaan yajña dengan sarana upacara (benda dan uang).
  5. Mantra dan gita artinya yajña yang dilaksanakan dengan melantunkan lagu-lagu suci untuk pemujaan.
  6. Annasewa, artinya yajña yang dilaksanakan dengan persembahan jamuan makan kepada para tamu yang menghadiri upacara.
  7. Nasmita, artinya yajña yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk memamerkan kemewahan dan kekayaan.
Dari unsur sarana atau upakara juga telah dijelaskan dalam kitab Bhagavadgitǎ, IX. 26, sebagai berikut:

"Pattran puchpan phalan toyan, yo me bhaktyǎ prayacchati,tad ahan bhaktyupahctam asnǎmi prayatǎtmana"?

Terjemahan :

"Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang berhati suci" (Pendit, 2002: 248), (Suhardi dan Sudirga, 2015:55).
 
Referensi:

Suhardi, Untung dan Sudirga, Ida Bagus. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX (Cetakan Ke-1, 2015). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

0 Response to "Tujuh (7) Syarat Satwika Yajña Dalam Ajaran Agama Hindu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel