Mantra Metirtha, Pemercikan Tirta, Meminum Tirta, dan Meraup Muka Dalam Hindu
Sunday, November 18, 2018
Add Comment
MUTIARAHINDU -- Setelah melaksanakan Puja Tri Sandya dan Kramaning Sembah/ Panca Sembah, maka dilanjutkan dengan pemercikan Tirta Amertha. Ada pun mantra yang digunakan saat pemercikan tirta dalam agama Hindu adalah sebagai berikut:
Sebelum Tirta Dipercikkan, Ucapkan Terlebih Dahulu Mantra
“Om Pratama sudha, dvitya sudha, tritya sudha, caturti sudha, pancami sudha, sudha, sudha, sudha variastu namah svaha”
Terjemahan:
“Om Sang Hyang Widhi Wasa, semoga kami dianugerahi kesucian, hormat kepadamu” (Dana Dan Suratnaya, 2013: 65).
Selain itu juga dapat menggunakan mantra dengan tahap berikut:
1. Pemercikan Tiga Kali ke Ubun-ubun dengan Mantra
“Om ang brahma amrtha ya namah, Om ung wisnu amrtha ya namah, Om mang isvara amrtha ya namah”.
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, bergelar, Brahma, Wisnu, Iswara, hamba memujaMu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirta ini)”, (Dana Dan Suratnaya, 2013: 66).
2. Minum Tirta Tiga Kali dengan Mantra
“Om Sarira paripurna ya namah, om ang ung mang sarira sudha, Pramantya ya namah, Om ung ksama sampurna ya namah”
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, Maha pencipta, pemelihara dan Pelebur segala ciptaan semoga badan hamba terpelihara selalu, bersih terang dan sempurnah”, (Dana Dan Suratnaya, 2013: 66-67).
3. Meraup, Mengusap Tirtha ke Muka ke Arah Atas dengan Mantra
“Om Siva Amertha ya namah, om sadha siva amertha ya namah, Om parama siva amertha ya namah”.
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, (Siwa, Sada Siva, Parama Siva) hamba memujamu semoga memberi amertha pada hamba", (Dana Dan Suratnaya, 2013: 67).
Setelah melaksanakan pemercikan tirtha atau metirta maka selanjutnya akan dilaksanakan pemasangan bija pada bagian dahi, di bawah tenggorokan dan di atas langit-langit mulut atau biasa juga ditelan. Untuk mantranya bisa dibaca pada link di bawah dengan judul:
Baca: Mantra Memasang Bija Pada Dahi, di Bawah Tenggorokan, dan Ditelan Dalam Hindu
Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa “Mantra” artinya “itu yang melindungi ketika direnungkan” (Mantra Samhita, 2013 : 6). Chawdhi (2003 : 97) menjelaskan mantra adalah sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diindentikkan dengan dewa atau dewi tertentu. Mantra adalah sejumlah huruf, kata yang dijadikan satu.
Di dalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra (Dr. L. R. Chawdhri, (2003 : 97) dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Seseorang juga dapat mencapai kesehatan yang baik, nasib baik dan kemenangan atas musuh dengan mengucapkan mantra tertentu.
Di dalam ajaran agama Hindu, mantra memiliki banyak fungsi salah satunya yakni mantra berfungsi sebagai sadhana untuk memohon perlindungan agar selalu berada dalam keadaan selamat (Mantra Samhita, 2013 : 13).
Referensi
Chawdhri, Dr. L. R. 2003. Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra. Surabaya : Paramita.
Dana, I Nengah dan Suratnaya, Dewa K. 2013. Mantra Samhita, Himpunan Doa Hindu. Jakarta : Media Hindu
Nyoman Jelantik Oka, Ida Pedanda Gde. 2009. Sanatana Hindu Dharma. Denpasar: Widya Dharma.
Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci (Pedoman Praktis Kehidupan). Surabaya: Paramita.
Image; myday_the_explorer |
“Om Pratama sudha, dvitya sudha, tritya sudha, caturti sudha, pancami sudha, sudha, sudha, sudha variastu namah svaha”
Terjemahan:
“Om Sang Hyang Widhi Wasa, semoga kami dianugerahi kesucian, hormat kepadamu” (Dana Dan Suratnaya, 2013: 65).
Selain itu juga dapat menggunakan mantra dengan tahap berikut:
1. Pemercikan Tiga Kali ke Ubun-ubun dengan Mantra
“Om ang brahma amrtha ya namah, Om ung wisnu amrtha ya namah, Om mang isvara amrtha ya namah”.
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, bergelar, Brahma, Wisnu, Iswara, hamba memujaMu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirta ini)”, (Dana Dan Suratnaya, 2013: 66).
2. Minum Tirta Tiga Kali dengan Mantra
“Om Sarira paripurna ya namah, om ang ung mang sarira sudha, Pramantya ya namah, Om ung ksama sampurna ya namah”
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, Maha pencipta, pemelihara dan Pelebur segala ciptaan semoga badan hamba terpelihara selalu, bersih terang dan sempurnah”, (Dana Dan Suratnaya, 2013: 66-67).
3. Meraup, Mengusap Tirtha ke Muka ke Arah Atas dengan Mantra
“Om Siva Amertha ya namah, om sadha siva amertha ya namah, Om parama siva amertha ya namah”.
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, (Siwa, Sada Siva, Parama Siva) hamba memujamu semoga memberi amertha pada hamba", (Dana Dan Suratnaya, 2013: 67).
Setelah melaksanakan pemercikan tirtha atau metirta maka selanjutnya akan dilaksanakan pemasangan bija pada bagian dahi, di bawah tenggorokan dan di atas langit-langit mulut atau biasa juga ditelan. Untuk mantranya bisa dibaca pada link di bawah dengan judul:
Baca: Mantra Memasang Bija Pada Dahi, di Bawah Tenggorokan, dan Ditelan Dalam Hindu
Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa “Mantra” artinya “itu yang melindungi ketika direnungkan” (Mantra Samhita, 2013 : 6). Chawdhi (2003 : 97) menjelaskan mantra adalah sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diindentikkan dengan dewa atau dewi tertentu. Mantra adalah sejumlah huruf, kata yang dijadikan satu.
Di dalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra (Dr. L. R. Chawdhri, (2003 : 97) dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Seseorang juga dapat mencapai kesehatan yang baik, nasib baik dan kemenangan atas musuh dengan mengucapkan mantra tertentu.
Di dalam ajaran agama Hindu, mantra memiliki banyak fungsi salah satunya yakni mantra berfungsi sebagai sadhana untuk memohon perlindungan agar selalu berada dalam keadaan selamat (Mantra Samhita, 2013 : 13).
Referensi
Chawdhri, Dr. L. R. 2003. Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra. Surabaya : Paramita.
Dana, I Nengah dan Suratnaya, Dewa K. 2013. Mantra Samhita, Himpunan Doa Hindu. Jakarta : Media Hindu
Nyoman Jelantik Oka, Ida Pedanda Gde. 2009. Sanatana Hindu Dharma. Denpasar: Widya Dharma.
Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci (Pedoman Praktis Kehidupan). Surabaya: Paramita.
0 Response to "Mantra Metirtha, Pemercikan Tirta, Meminum Tirta, dan Meraup Muka Dalam Hindu"
Post a Comment