Hindu yang Sejati No Target Konversi
Thursday, June 28, 2018
Add Comment
MUTIARAHINDU -- Kadang-kadang saya merasa geli ketika ada yang menawarkan "surga yang instan". Katanya pindah agama itu bisa membuat orang masuk surga. Sunggu "waow" bagi mereka haus akan kenikmatan semata. Tapi bagi mereka yang paham terhadap ajaran Hindu mungkin saja akan memiliki jawaban yang sama dengan ai "ya udah duluan ajah masuk surga, gue gak tertarik surga yang penuh dengan orang seperti anda". Demikianlah kilas balik yang terlintas di kepala saya.
Pandangan seperti ini, bertolak belakang dengan perspektif ai, karena dalam ajaran Hindu tidak ada ajaran yang mewajibkan untuk mengkonversi agama lain. Apalagi menjanjikan suatu yang instan. Segala sesuatu terjadi karena adanya karma (perbuatan). Sebut saja, sobat ingin makan, tetapi tidak ada usaha untuk mengambil atau menyuruh orang lain, makanan tersebut tidak akan pernah datang dengan sendirinya.
Keyakinan terhadap adanya karma, membuat para pengikut Hindu (Veda) fokus terhadap ajaran dharma, tidak pada melakukan atau mengumpulkan para pengikut baru seperti siasat jaringan pemasaran yang menghitung laba dalam bentuk jumlah pengikut yang mereka miliki.
Upaya seharusnya adalah dalam memberikan kualitas pendidikan spiritual tertinggi dan, dengan demikian, oleh kesucian, menginspirasikan orang lain menuju Tuhan. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki motif untuk menyebarkan kebencian atau kebohongan atau perselisihan di antara masyarakat atau pemeluk agama.
Di pihak lain, sering terlihat orang-orang berkeyakinan berbeda (agama lain) memandang orang-orang Hindu sebagai penyembah berhala, artinya, pada intinya, bahwa mereka tanpa Tuhan dan telah dikutuk masuk neraka, dan harus menerima Tuhan dalam bentuk agama mereka supaya “diselamatkan.”
Selain itu, ada juga memandang orang-orang Hindu sebagai kafir atau polytheis, dan karena itu terkutuk sesuai dengan penjelasan kitab suci mereka (agama lain) atau demikian mereka katakan.
Kendati demikian, menjadi suatu kebanggaan bagi orang-orang Hindu karena walaupun di "bombastis" secara bertubi-tubi, penganut ajaran dharma bebas dari doktrin atau sikap buruk sangka dan permusuhan semacam itu.
Akan tetapi, ketika orang-orang Hindu mulai bereaksi terhadap kritik terus-menerus atas agamanya oleh kaum dogmatis semacam itu, itu menandakan sebuah kemarahan balasan dan pertahanan terhadap budaya mereka dari pada upaya untuk memulai friksi atau permasalahan dengan mereka yang berasal dari agama lain.
Lagi pula, berapa lama orang-orang Hindu terus menerus dapat bersikap setoleran seperti telah mereka lakukan terhadap agama-agama lain yang demikian agresif dalam usaha mereka untuk mencari pengikut baru dan yang memanfaatkan sikap toleran ini?
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa cepat atau lambat orang-orang Hindu tidak akan memberi toleransi atas serangan propaganda yang tidak berhenti melawan agama Hindu yang dipergunakan untuk mendorong lebih banyak orang ke arah salah pengertian tentang agama Hindu atau peradaban Veda dalam upaya untuk mendapat pengikut baru.
Para penganut ajaran Weda harus menunjukkan bahwa agama Hindu, peradaban Veda yang sesungguhnya, adalah satu cara hidup yang ksatria (gentel) dan berpikiran luas, dan tidak tertarik dengan peperangan atau kampanye untuk melakukan konversi. Bukanlah bagian dari nilai-nilai Hindu untuk memuaskan nafsu kekerasan. Agama Hindu membebaskan setiap orang untuk memilih jalan mereka sendiri.
Namun, kita akan menemukan semakin banyak kasus di mana orang-orang Hindu akan berbicara tegas dan bereaksi melawan penggunaan kebohongan secara terencana dan propaganda yang menghina yang dipergunakan untuk menyebar luaskan kesalah-pahaman yang terburuk tentang jalan Veda yang sesungguhnya.
Jika para "bhuta kala" dari agama-agama lain masih terus menciptakan masalah terhadap agama Hindu, maka orang-orang Hindu mempunyai hak untuk melindungi diri dan budaya mereka.
Di negeri India kita menemukan ketegangan seperti ini sering terjadi di Wilayah suku-suku (tribal areas) lebih banyak dari di kota-kota dimana akses kepada berbagai peraturan hukum lebih mudah, dan di mana terdapat pengawasan dan tekanan publik lebih luas. Akhirnya, akan ada kedamaian di antara semua agama-agama di India dan di manapun bila tidak ada upaya kampanye terus-menerus oleh agama-agama tertentu untuk mengkonversi orang lain ke dalam cara pemujaan mereka.
Tags: Arjuna Digital, Saya Hindu, Hindu Hebat, Hindu Keren
Upaya seharusnya adalah dalam memberikan kualitas pendidikan spiritual tertinggi dan, dengan demikian, oleh kesucian, menginspirasikan orang lain menuju Tuhan. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki motif untuk menyebarkan kebencian atau kebohongan atau perselisihan di antara masyarakat atau pemeluk agama.
Di pihak lain, sering terlihat orang-orang berkeyakinan berbeda (agama lain) memandang orang-orang Hindu sebagai penyembah berhala, artinya, pada intinya, bahwa mereka tanpa Tuhan dan telah dikutuk masuk neraka, dan harus menerima Tuhan dalam bentuk agama mereka supaya “diselamatkan.”
Selain itu, ada juga memandang orang-orang Hindu sebagai kafir atau polytheis, dan karena itu terkutuk sesuai dengan penjelasan kitab suci mereka (agama lain) atau demikian mereka katakan.
Kendati demikian, menjadi suatu kebanggaan bagi orang-orang Hindu karena walaupun di "bombastis" secara bertubi-tubi, penganut ajaran dharma bebas dari doktrin atau sikap buruk sangka dan permusuhan semacam itu.
Akan tetapi, ketika orang-orang Hindu mulai bereaksi terhadap kritik terus-menerus atas agamanya oleh kaum dogmatis semacam itu, itu menandakan sebuah kemarahan balasan dan pertahanan terhadap budaya mereka dari pada upaya untuk memulai friksi atau permasalahan dengan mereka yang berasal dari agama lain.
Lagi pula, berapa lama orang-orang Hindu terus menerus dapat bersikap setoleran seperti telah mereka lakukan terhadap agama-agama lain yang demikian agresif dalam usaha mereka untuk mencari pengikut baru dan yang memanfaatkan sikap toleran ini?
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa cepat atau lambat orang-orang Hindu tidak akan memberi toleransi atas serangan propaganda yang tidak berhenti melawan agama Hindu yang dipergunakan untuk mendorong lebih banyak orang ke arah salah pengertian tentang agama Hindu atau peradaban Veda dalam upaya untuk mendapat pengikut baru.
Para penganut ajaran Weda harus menunjukkan bahwa agama Hindu, peradaban Veda yang sesungguhnya, adalah satu cara hidup yang ksatria (gentel) dan berpikiran luas, dan tidak tertarik dengan peperangan atau kampanye untuk melakukan konversi. Bukanlah bagian dari nilai-nilai Hindu untuk memuaskan nafsu kekerasan. Agama Hindu membebaskan setiap orang untuk memilih jalan mereka sendiri.
Namun, kita akan menemukan semakin banyak kasus di mana orang-orang Hindu akan berbicara tegas dan bereaksi melawan penggunaan kebohongan secara terencana dan propaganda yang menghina yang dipergunakan untuk menyebar luaskan kesalah-pahaman yang terburuk tentang jalan Veda yang sesungguhnya.
Jika para "bhuta kala" dari agama-agama lain masih terus menciptakan masalah terhadap agama Hindu, maka orang-orang Hindu mempunyai hak untuk melindungi diri dan budaya mereka.
Di negeri India kita menemukan ketegangan seperti ini sering terjadi di Wilayah suku-suku (tribal areas) lebih banyak dari di kota-kota dimana akses kepada berbagai peraturan hukum lebih mudah, dan di mana terdapat pengawasan dan tekanan publik lebih luas. Akhirnya, akan ada kedamaian di antara semua agama-agama di India dan di manapun bila tidak ada upaya kampanye terus-menerus oleh agama-agama tertentu untuk mengkonversi orang lain ke dalam cara pemujaan mereka.
Tags: Arjuna Digital, Saya Hindu, Hindu Hebat, Hindu Keren
0 Response to "Hindu yang Sejati No Target Konversi"
Post a Comment