Pegertian Samadhi dan Jenis Jenisnya
Thursday, February 15, 2018
Add Comment
MUTIARAHINDU – Secara etimologi Samadhi berasal dari Bahasa Sanskerta yang artinya “Konsenterasi” atau “Tak Terganggu”. Samadhi adalah pencerahan pikiran secara menyeluruh pada sebuah obyek, dimana yang ada pada saat itu hanyalah obyek karena subyeknya telah tenggelam. (Chawdhri.2003:183)
Foto: Mutiarahindu.com |
Dalam nirvikalpaka Samadhi, penyerapan sama sekali tidak meninggalkan kesadaran “Aku” pikiran benar-benar menyatu dengan brahman, menjadi satu dengannya, dan kehilangan semua perbedaan antara yang mengetahui, pengetahuan dan obyek pengetahuan. Nirvikalpaka Samadhi dapat dianalogikan dengan gula yang dilarutkan kedalam air, tidak lagi dianggap berbeda dengan air dan tidak dapat dipisahkan dari air, demikian juga keadaan mental di dalam nirvikalpaka Samadhi, mengambil bentuk Brahman, tidak dianggap berbeda dari Brahman dan tidak dapat dipisahkan dari Brahman. Lalu Brahman atau sang diri, berada sendiri dan sinar dengan cahayanya sendiri. (Putra.2014: 114)
Seseorang yang telah mencapai nirvikalpaka Samadhi akan menjadi maha tahu, sebab pikirannya mengambil bentuk Brahman. Seseorang menjadi manusia baru, yang benar-benar berubah menjadi Brahman (pemikirannya). Sama halnya seorang yang tidur nyenyak tidak mengetahui obyek apapun. Selanjutnya, setelah bangun dari tidurnya nyenyak ia mewujudkan karakteristik sebelumnya.
Dalam Yoga sutra Patanjali Samadhi bermakna hilangnya cittavrtti (gelombang/fluktuasi pikiran). Dhyana, tahapan sebelumnya, didefenisikan sebagai aliran berkesinambungan gelombang pikiran berhubungan dengan satu objek saja. Di dalam Samadhi objek kontemplasi saja yang bersinar dan Nampak seolah-olah bebas dari bentuk apa saja.
Penjelasan diatas dianggap sebagai Samadhi kedua yang merupakan salah satu tahapan dalam yoga dan juga merupakan alat mencapai Samadhi yang utama. Pada Samadhi utama seseorang akan bebas dari gelombang pikiran. Keadaan seperti ini dikenal dengan asamprajnata Samadhi. Orang yang mencapai puncak ini akan mendapatkan kekuatan supernatural. Pembebasan (kaivalya) diaktualisasikan melalui Samadhi.
Pengalaman dualism antara pelaku meditasi dan objek meditasi membuat keadaan menjadi sabija Samadhi. Dualism ini membentuk kegelapan (ketidaktahuan) spiritual. Hilangnya kegelapan (ketidaktahuan) pada saat Samadhi disebut nirbija. Berdasarkan kesadaran obyek kontemplasi, damdhi disebut samprajnata, sedangkan dari savitarka hingga nirvitarka dan dari savicara sampai nirvicara, citta lebur dengan obyek meditasi pada tingkat yang lebih halus, hinga ia lebur secara total dan kehilangan kesadaran dirinya. Hilangnya citta dalam samprajnata merupakan tujuan utama dari Yoga.
Dalam Yoga Darsana (Maswinara.2006:166), samadhi diartikan pemusatan pikiran terhadap obyek dengan intensitas konsentrasi sedemikian rupa sehingga menjadi obyek itu sendiri, dimana pikiran sepenuhnya bergabung dalam penyatuan dengan obyek yang dimeditasikan. Dikatakan bahwa dalam Samadhi, seorang Yogi akan memasuki ketenangan tertinggi yang tak tersentuh oleh suara-suara yang tak henti-hentinya, yang berasal dari luar, dan pikiran kehilangan fungsinya, dimana indra-indra terserap kedalam pikiran.
Secara umum Samadhi diartikan sebagai penyatuan Atman dan Brahman. Samadhi adalah tahap akhir dari delapan Astangga Yoga yaitu Yama, Nyama, Asana, Pranayama Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Samadhi. Dikatakan bahwa seseorang yang mampu mencapai tingkatan Samadhi akan mencapai jiwa mukti dan purna mukti yaitu kebahagian di dunia dan akhirat sesuai dengan tujuan akhir dari agama Hindu yaitu Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
Catatan: Dalam mencapai tingkat Samadhi harus melalui delapan tahapan yoga. Sebab jika tidak matang dalam setiap tahapan yoga maka sangat sulit untuk mencapai Samadhi. Disarankan untuk latihan sungguh-sungguh terutama dalam tahap yama nyama.
Reff:
Putu Putra, Ngakan. 2014. Atmabodha Pengetahuan Diri Untuk Kedamaian Teringgi (Sankaracharya). Jakarta: Media Hindu.
Suamba, Putu. 2015. Yoga Sutra Patanjali Terjemahan Sanskerta-Indonesia. Denpasar: Widya Dharma, UHI
Maswinara, I Wayan. 1999. Sistem Filsafat Hindu (Sarva Darsana Samgraha). Surabaya: Paramita
Kondra, I Nengah. 2015. Kamus Istilah Dalam Agama Hindu. Bandung:_
0 Response to "Pegertian Samadhi dan Jenis Jenisnya"
Post a Comment