Pengertian dan Jenis-jenis Naitimika Yajña
Thursday, November 28, 2019
Add Comment
MUTIARAHINDU.COM -- Naimitika Karma adalah pelaksanaan yajña yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya berdasarkan sasih maupun pawukon (Adiputra, 2003). Naimitika Karma yang lain berdasarkan adanya peristiwa yang dianggap perlu untuk diadakan pelaksanaan yajña, seperti puja wali, selesai pembangunan Candi, galungan, Kuningan, Saraswati, Nyepi, dan Siwaratri, (Suhardi dan Sudirga, 2015:47).
Jenis-jenis Naitimika Yajña
Adalah persembahan atau yajña yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan “desa, kala dan patra.” Naimitika yajña merupakan yajña yang dipersembahkan atau yang dilakukan oleh umat Hindu, hanya pada hari atau waktu-waktu tertentu saja. Adapun jenisnya antara lain:
1. Berdasarkan Perhitungan Sasih atau Bulan
Yajña yang dilaksanakan atau dipersembahkan berdasarkan per- hitungan sasih atau bulan keha- dapan Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya antara lain: purnama tilem, siwaratri, nyepi atau tahun baru saka, hari raya Kasodho bagi umat Hindu yag ada di lereng Gunung Bromo, (Suhardi dan Sudirga, 2015:50).
2. Berdasarkan Adanya Peristiwa atau Kejadian yang Dipandang Perlu untuk Melaksanakan Yajña.
Peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi dengan keanehan-keanehan terten- tu, sangat tidak diharapkan, lalu semua itu terjadi. Dalam bentuk dan kehidupan ini banyak peristiwa- peristiwa penting yang sulit di ha- rapkan bisa terjadi. Adapun bentuk- bentuk pelaksanaan yajña yang di persembahkan antara lain: upacara ngulapin untuk orang jatuh, yajña rsi gana, yajña sudiwadani dan yang lainnya. Untuk upacara Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah ada ritual penting yang disebut dengan upacara Tiwah, yaitu ritual kematian tahap akhir dan upacara Basarah bertujuan untuk menghantarkan arwah ke surga.
3. Berdasarkan Perhitungan Wara
Perpaduan antara tri wara dengan panca wara, seperti hari kajeng kliwon. Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda wage, buda kliwon, dan anggara kasih. Kliwon datang 5 hari sekali ketika beryoganya Sang Hyang Siva. Kajeng Kliwon dilaksanakan 15 hari sekali dengan memuja Hyang siwa, segehan dihaturkan kepada hyang Durgha dewi. Di bawah pada sang hyang buchari, sang kala buchari dan sang durgha bucar.
4. Berdasarkan atas Perhitungan Wuku
Pelaksanaan hari raya, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan Pagerwesi, (Suhardi dan Sudirga, 2015:51).
Perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yajña harus dilandasi oleh Sraddhǎ, ketulusan, kesucian. Pelaksanaannya harus sesuai dengan sastra agama serta dilaksanakan sesuai dengan desa, kala, dan patra (tempat, waktu, dan keadaan).
Jenis-jenis Naitimika Yajña
Adalah persembahan atau yajña yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan “desa, kala dan patra.” Naimitika yajña merupakan yajña yang dipersembahkan atau yang dilakukan oleh umat Hindu, hanya pada hari atau waktu-waktu tertentu saja. Adapun jenisnya antara lain:
1. Berdasarkan Perhitungan Sasih atau Bulan
Yajña yang dilaksanakan atau dipersembahkan berdasarkan per- hitungan sasih atau bulan keha- dapan Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya antara lain: purnama tilem, siwaratri, nyepi atau tahun baru saka, hari raya Kasodho bagi umat Hindu yag ada di lereng Gunung Bromo, (Suhardi dan Sudirga, 2015:50).
2. Berdasarkan Adanya Peristiwa atau Kejadian yang Dipandang Perlu untuk Melaksanakan Yajña.
Peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi dengan keanehan-keanehan terten- tu, sangat tidak diharapkan, lalu semua itu terjadi. Dalam bentuk dan kehidupan ini banyak peristiwa- peristiwa penting yang sulit di ha- rapkan bisa terjadi. Adapun bentuk- bentuk pelaksanaan yajña yang di persembahkan antara lain: upacara ngulapin untuk orang jatuh, yajña rsi gana, yajña sudiwadani dan yang lainnya. Untuk upacara Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah ada ritual penting yang disebut dengan upacara Tiwah, yaitu ritual kematian tahap akhir dan upacara Basarah bertujuan untuk menghantarkan arwah ke surga.
3. Berdasarkan Perhitungan Wara
Perpaduan antara tri wara dengan panca wara, seperti hari kajeng kliwon. Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda wage, buda kliwon, dan anggara kasih. Kliwon datang 5 hari sekali ketika beryoganya Sang Hyang Siva. Kajeng Kliwon dilaksanakan 15 hari sekali dengan memuja Hyang siwa, segehan dihaturkan kepada hyang Durgha dewi. Di bawah pada sang hyang buchari, sang kala buchari dan sang durgha bucar.
4. Berdasarkan atas Perhitungan Wuku
Pelaksanaan hari raya, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan Pagerwesi, (Suhardi dan Sudirga, 2015:51).
Perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yajña harus dilandasi oleh Sraddhǎ, ketulusan, kesucian. Pelaksanaannya harus sesuai dengan sastra agama serta dilaksanakan sesuai dengan desa, kala, dan patra (tempat, waktu, dan keadaan).
Referensi:
Suhardi, Untung dan Sudirga, Ida Bagus. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX (Cetakan Ke-1, 2015). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
0 Response to "Pengertian dan Jenis-jenis Naitimika Yajña"
Post a Comment